SD Negeri Banta-Bantaeng 1, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, terus mengembangkan program-program inovasi. Terbaru, sekolah yang beralamat di Jalan Mongisidi Baru No 75A itu membuat program inovasi yang diberi nama Bengkel Lino.


"Kami sudah melakukan kegiatan sosialisasi Bengkel Lino ke seluruh warga sekolah," begitu kata Hj Baena, S.Pd, M.Pd, Kamis, 5 Oktober 2023.


Hj Baena, merupakan Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng 1. Sosialisasi Program Bengkel Lino tersebut diikuti antara lain oleh pendidik, tenaga kependidikan dan pustakawan. Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan supaya terbangun kesamaan visi antara warga sekolah guna mendukung inovasi yang dikembangkan. Sosialisasi juga dilakukan dengan Komite Sekolah.


Baena menambahkan, inovasi itu bukan cuma program kepala sekolah tapi harus jadi komitmen semua pihak yang ingin melihat sekolah dan kemajuan pendidikan. Dia merasakan manfaat adanya inovasi karena memacu tugas pokok dirinya sebagai kepala sekolah. Yakni, merumuskan, menetapkan dan mengembangkan visi misi dan tujuan sekolah. 


Tugas pokok lainnya yaitu membuat Rencana Kerja Sekokah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Juga membuat perencanaan program induksi. Program induksi itu berkaitan dengan kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan dan praktik pemecahan permasalahan dalam proses pembelajaran atau bimbingan bagi guru pemula. Di sini, seorang kepala sekolah berperan sebagai motivator sekaligus sebagai problem solving.


Manfaat lain yang dirasakan dari inovasi adalah guru-guru dan sekolah yang bersangkutan akan melihat potensi dirinya dan mengevaluasi kegiatannya. Dengan inovasi yang dilakukan itu, berarti juga menyebarkan kebaikan, di luar tugas utamanya sebagai pengajar dan pendidik.


Dalam merancang program ini sudah dibautkan tahapannya. Mulai dari melakukan analisis kebutuhan siswa pada internal sekolah dengan merujuk pada sumber daya yang ada. Kemudian melakukan sosialissi kepada warga sekolah. Selanjutnya, melakukan kegiatan rutinnya, kunjungan perpustakaan, serta menggunakan media pembelajaran literasi dan numerasi dalam bentuk games. 


Juga dilakukan pembuatan poster yang disebarkan melalui platform digital, pembuatan video kegiatan dan kampanye sadar lingkungan, antara lain terkait dengan tumbuhan yang bisa menyerap polusi. Lalu ada pula penanaman dan pemberian nama tanaman menggunakan barcode sehingga informasi tentang tanaman bisa dengan mudah diakses.


Di SD Inpres Banta-Bantaeng 1 juga diterapkan kebijakan yang mendukung program-program inovasi sekolah. Kebijakan dimaksud, yakni Senin, hari kedisiplinan; Selasa, sampah segera simpan sampai rapi (S4R); Rabu, riang gembira dengan lagu wajib dan yel-yel; Kamis, membaca serentak kompak ceria literasi numerasi; Jumat, Jumat ibadah dan Iqra; dan Sabtu, mari beraksi ceria. Kegiatan ini dilakukan 15 menit setiap hari. Bagi yang sekolah pagi dilakukan pagi, sedangkan yang masuk siang disesuaikan dengan jam sekolahnya.


Disampaikan Baena bahwa program inovasi Bengkel Lino ini merupakan upaya memperbaiki kualitas literasi di kalangan anak-anak. Istilah "bengkel" digunakan karena sebagai tempat/ruang melakukan perbaikan, perawatan atau memodifikasi kemampuan anak-anak dalam bidang literasi. Sedangkan istilah "lino", dalam bahasa Makassar berarti dunia. Jadi maksudnya, literasi itu penting dan membantu anak-anak dalam kehidupannya di dunia.


Untuk membentuk generasi unggul, menurut Direktorat Sekokah Dasar Kemendikbudristek RI, ada 6 literasi dasar yang wajib diketahui. Yaitu, literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan.



Bahkan, bukan cuma itu, sekolah juga dapat mengembangkan literasi kesehatan, literasi lingkungan, literasi yang mengajarkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, yang kesemuanya untuk penguatan pendidikan karakter anak.

Baena menjelaskan, sasaran program ini, pada tahap awal, ditujukan kepada murid-murid kelas 3-5. Anak-anak itu akan dilatih menjadi tutor sebaya. Di Bengkel Lino itu mereka akan mengikuti semacam workshop untuk peningkatan, literasi baca tulisnya, literasi numerasi, atau literasi lingkungan terkait pelestarian alam. Kegiatan ini dapat dikaitkan dengan pembelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) yang berimplikasi pada pembinaan karakter anak.


Diakui Baena, bahwa numerasi siswanya meningkat tapi literasi anak-anak masih perlu dikembangkan lagi. Begitupun dengan pendidikan lingkungan, harus diperkuat sejak dini. Dicontohkan, aspek numerasinya antara lain menghitung jumlah tanaman, menghitung tanaman yang kurang sehat, serta menghitung jumlah kebutuhan air bagi tanaman.


Saat mendiskusikan program ini dengan Rusdin Tompo, pegiat Sekolah Ramah Anak, Baena mengatakan bahwa pelaksanaan program ini akan mendapat dukungan dari mahasiswa yang tengah menjalankan program Kampus Mengajar di SD Inpres Banta-Bantaeng 1. 


Di SD ini ada mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dari jurusan teknologi pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Matematika. Juga mahasiwwa dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, jurasan PGSD.


Peran dari mahasiswa itu, antara lain mendampingi anak-anak membuat poster sebagai bentuk kampanye program ini. Anak-anak juga akan menuangkan ide dan ekspresinya dalam karya seni melalui platform digital, yang tujuannya menyebarkan kebaikan dan hal-hal positif bukan saja di lingkungan sekolah tapi untuk semua orang.


"Jika ini berhasil, akan luar biasa. Karena memadukan aspek literasi dan numerasi dalam pembelajaran lingkungan," pungkas Baena

0 Komentar