Catatan RK - 2 Maret 2023 

Kuliah itu tak hanya terbatas di ruang kelas. Bahkan di dalam lorong pun proses belajar-mengajar bisa dilakukan. Sebagaimana 'perkuliahan' yang diadakan. Ady Hermawansyah, S.Ip,M.Si, dosen Politeknik STIA LAN Makassar, di Lorong Wisata Tokyo RT 11/RW 03 Kelurahan Maccini Sombala, Kamis, 2 Maret 2023.


Ady, yang pernah bergabung di Jurnal Celebes sebagai aktivis lingkungan itu, mengajak 30-an mahasiswa yang baru duduk di semester 2. Kepada mahasiswanya disampaikan bahwa Kelurahan Maccini Somba ini punya semuanya yang bisa dieksplorasi. 


Kelurahan yang berada di Kecamatan Tamalate, Kota Makassar itu, punya kawasan pantai dan danau, juga sejumlah hotel dan pusat perbelanjaan modern. Tidak salah jika dia menyebut Maccini Somba sebagai laboratorium yang bisa dijadikan sarana pembelajaran. Budaya dan lingkungan sosial di sini menarik untuk dikaji.


Lurah Maccini Sombala, Saddam Musma, S.STP, M.Si, menyampaikan literasi itu penting bukan saja bagi mahasiswa di perguruan tinggi tapi juga untuk warga. Karena itu, kelurahannya mengadakan kesepahaman bersama dengan Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Sulawesi Selatan.


Kegiatan Coffee Morning bertajuk Publikasi Lorong Wisata Maccini Sombala, merupakan implementasi dari MoU tersebut. Kegiatan ini bahkan tak hanya melibatkan Kelurahan Maccini Sombala dan Satupena Sulawesi Selatan tapi juga Politeknik STIA LAN Makassar.


Lorong Wisata, biasa disingkat Longwis, merupakan program inovasi Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto. Di kota yang terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan ini terdapat sekira 5.000 lorong. Dari jumlah itu, 1.095 lorong di antaranya dikembangkan sebagai Lorong Wisata, termasuk di Kelurahan Maccini Sombala.


Saddam Musma kemudian menggambarkan potensi wisata di kelurahannya. Di Lorong Wisata saja, ada Rumah Data Deppasawi, sanggar seni budaya, koleksi benda-benda pusaka, kelompok tani, bank sampah, budi daya ikan, dan perguruan pencak silat Tapak Suci. Di kelurahan ini juga ada shelter warga, recover center, pos siaga bencana, dan kelompok wanita tani.


Menariknya, untuk memaksimalkan pengelolalaan lorong dibentuk Dewan Lorong. Dewan Lorong ini terdiri dari unsur pemuda, tokoh masyarakat dan ibu-ibu. Ketua Dewan Lorong adalah Kaharuddin, SH Daeng Masang. Dia juga mengelola Sanggar Seni Tumalabbiritta Sulawesi Selatan.


Rusdin Tompo, Koordinator Satupena Sulawesi Selatan, menyampaikan penting publikasi, apalagi bagi Lorong Wisata. Publikasi, jelas penggiat literasi dan penulis buku itu, akan bermanfaat untuk promosi dan branding Lorong Wisata. Melalui publikasi yang terencana dan terus-menerus, akan berdampak pada aktivitas sosial, budaya dan ekonomi warga Maccini Sombala. 


Apalagi bila dilakukan dengan menggunakan semua platform digital yang ada. Tinggal bagaimana membuat even yang unik dan menarik, serta kemasan promosi dan publikasinya. 


Peran Satupena Sulawesi Selatan adalah mendokumentasikan praktik baik dan capaian inovasi yang dilakukan warga. Supaya potongan-potongan puzzle keberhasilan itu bisa dilihat dalam satu gambaran utuh, yang dapat memberi motivasi dan inspirasi bagi warga lainnya.


Dr Sri Gusty, ST, MT, Kaprodi Magister Rekayasa dan Lingkungan UNIFA, yang juga anggota Satupena Sulawesi Selatan, menegaskan bahwa peran perguruan tinggi itu penting bukan saja terkait dengan akademik tapi juga pendidikan karakter. Turun ke masyarakat untuk melihat kondisi riil kehidupan masyarakat, merupakan bagian dari pendidikan karakter itu. Akademisi dan mahasiswa, imbuhnya, punya tanggung jawab memberikan sentuhan pada masyarakat, sesuai Tridarma Perguruan Tinggi. (*)

0 Komentar